Didikklah masyarakat
dengan Organisasi, dan didiklah penguasa dengan perlawanan. -Pramoedya anantatoer
Dalam
setahun terahir ini, banyak sekali tindakan represi dan kekerasan akademik
sering terdengar di telinga, kita rasakan, dan kita lihat di berbagai media
mainstream maupun media independen lainnya. Hal tersebut terutama terjadi di
level Perguruan Tinggi yang memicu protes, perlawanan mahasiswa dan
solidaritas.
Dalam
sistem kapitalisme, Kampus adalah korporasi pada industri pendidikan.
Gejala-gejala yang muncul kepermukaan dan dapat kita baca adalah begitu
kerasnya birokrasi universitas yang berupaya menormalkan dan menjinakkan
kehidupan kampus untuk meredam perlawanan dan protes-protes.
Selain
upaya untuk menutupi kejahatan birokrasi kampus, tindakan intimidasi terhadap
mahasiswa yang terlibat di dalam gerakan aksi massa, dipersulitnya kegiatan
akademik di dalam kampus, penekanan-penekanan secara psikologis, hingga upaya
di hadapkannya mahasiswa dengan politik praktis yang dilakukan pihak birokrasi,
juga bertujuan untuk mengintegrasikan Universitas ke dalam konfigurasi ekonomi
global.
Teringat
dengan seorang filosof yunani kuno, Plato yang pada masanya ia mendirikan
sebuah tempat berdialog antar lapisan masyarakat untuk mencari kebijaksanaan
dan kebenaran yang disebut sebagai Academus
atau Academia dimana disitu pula
Plato mengembangkan mengenai Filsafat, Fisika, dan Matematika. Sangat terlampau
berbeda jauh dengan kondisi kita hari ini, yang mana lembaga akademik sangat
terlihat exklusif, dan terlampau jauh yang menimbulkan gap di dalam masyarakat.
Dimana
ketika tokoh seperti Tan Malaka yang menyebutkan bahwa Tujuan Pendidikan adalah untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh
kemauan, serta memperhalus perasaan. Atau kita bersepakat dengan pengertian
bahwa pendidikan adalah sarana pencerahan, pengembangan, dan pengembangan
kualitas masyarakat, hanya tinggal mitos semata. Sementara analisa lain
mengatakan bahwa Universitas hanya menjadi pabrik pengasil calon pekerja untuk
mereproduksi relasi kerja upahan dalam masyarakat industri.
Upaya-upaya
pengintegrasian Universitas dengan Industri dapat berupa Penghapusan otonomi
dan hak-hak mahasiswa, termasuk pelarangan berorganisasi atau pemberangusan
serikat mahasiswa, hingga kooptasi dalam pemerintahan mahasiswa, serta
memperketat pemanfaatan ruang dan waktu non-akademik, yang merupakan expresi
terbesar untuk menghancurkan resistensi mahasiswa, dan memperkuat alienasi
mahasiswa di dalam relasi sosial sehari-hari.
Meningkatnya
represi dan pendisplinan di lingkungan Universitas adalah sebuah bentuk respon
kapital dan negara menghadapi krisis dalam sektor pendidikan, termasuk krisis
pekerja cadangan yang kompatibel, patuh, efisie, dan kompeten dalam keahlian
spesifik yang dibutuhkan. Stabilitas internal kampus yang normal dan terukur
merupakan pra-syarat kondusifnya reorganisasi kampus ke dalam konfigurasi
ekonomi kapital yang lebih mendalam. Ini kemudian menempatkan mahasiswa kedalam
dua posisi yang saling berhubungan sebagai pekerja sekaligus komoditi.
Drunk, love, and hope.
Tak
terasa sudah ada satu tahun aku harus berada dan berkutik di dalam lingkaran
universitas, lewat organisasi mahasiswa atau orang sebutnya sebagai BEM KM.
Konflik horizontal mahasiswa yang kontra produktivitas, tangis, tawa, kebencian, cacian, hingga
akhirnya dipersatukan oleh Anggur Merah di kontrakan, semua itu adalah
romantisme di masa muda yang sangat nakal. Tetapi memang benar perkataan I gede
ariastina (Jrx-sid) yang mengatakan bahwa, segala perubahan ada ditangan
anak-anak nakal, bukan berada di tangan mereka yang selalu diam.
Maka
jelas bahwa mereka yang selalu terlibat di dalam gerakan sosial mahasiswa
adalah individu-individu nakal yang rela menggadaikan segala kemungkinan atas
konsekuensi logis yang akan menimpanya, seperti adikku Nadia/Bocil, ia dan
kawan-kawannya pun rela untuk dipersulit pengambilan KRS hanya karena lantang
dan terlibat di dalam aksi yang menuntut rektor untuk menurunkan besaran biaya
UKT, atau bagaimana militannya anggota Mapala, yang rela tidur di depan gerbang
kampus sebagai wujud keseriusan mereka untuk menolak jam malam.
Juga
bagaimana kompaknya mahasiswa Teknik, yang memobilisasi mahasiswanya untuk
merusak acara puncak Dies Natalies Universitas, dan masih banyak hal-hal yang
di lakukan oleh kawan-kawan untuk membuat romantisme itu menjadi sebuah catatan
indah, Bengkel seni, GST, dan masih banyak yang belum bisa kusebutkan satu
persatu.
Dan
segala gerakan ini selalu kita lakukan secara kolektif, dimana tanpa harus ada
komando dan perintah semua lini mencoba untuk merespon dan berperan. Maka tak
kaget bahwa di dalam aksi #MagelangBergerak tanpa harus ada komando semua lini
dengan segala macam kesadarannya berupaya untuk melibatkan dirinya di dalam
massa aksi.
Tapi
aku pikir itu semua tak hanya selesai menjadi sebuah romantisme, karena aku
yakin masih ada api semangat, cinta yang akan terus terbakar ketika banyak
kawan kita yang belum dapat mengakses pendidikan karena peran pasar yang sangat
mendominasi, apalagi negara lewat konstitusipun mempunyai tanggung jawab untuk
mencerdaskan kehidupan masyarakatnya, otomatis akan sangat logis jika hari ini
kita pun masih di dalam sebuah keyakinan sama bahwa pendidikan tinggi harus
membuka ruang selebar-lebarnya untuk seluruh kelas sosial masyarakat.
Untuk
Buyung-Rama panjang umur untuk kalian berdua, dan terus berporses untuk satu
satu tahun kedepan, hanya kepercayaan dan cinta kasih yang bisa dititipkan.
Yang mana Marx pernah mengatakan bahwa : ilmu tidak boleh menjadi kesukaan diri
sendiri. Mereka yang beruntung mampu mencurahkan dirinya kepada pengundian ilmu
yang pertama-tama menempatkan pengetahuan mereka untuk mengabdi kepada umat
manusia. Bekerjalah untuk umat manusia!
Panjang
umur kawan-kawan semua, Krisnaldo Triguswinri, Mariachi Palevi, Goko Pratama,
Laurensius, Alpri Sudewo, Pepsi, Felix panjaitan, Roberto ciu, Aliando, Ramon,
Theges selvina, Apri Fina, Chamid, Afif, Tian, Frederio, Andi Respata, Tulang
David, Diah Arifiana Putri, Hanum, dan individu-individu yang tak bisa
kusebutkan satu persatu, aku sayang kalian semua.
Sampai jumpa di jalanan kembali !!!
0 Response to "Untuk Buyung & Rama. "
Posting Komentar